KOMUNIKASI BISNIS
(SOFTSKILL)
Nama
Kelompok :
1. Anis
Ika A. (11214280)
2. Dewi
Purnamasari (12214882)
3. Dinda
Sabrina (13214170)
4. Siti
Ayu M. Baidillah (1A214337)
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2017
ANALISIS
PENERAPAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI TEPAT GUNA PADA
BISNIS
TRANSPORTASI OJEK ONLINE
(Studi pada
Bisnis Gojek dan Grab Bike dalam Penggunaan Teknologi Komuniasi Tepat Guna
untuk Mengembangkan Bisnis Transportasi)
Wiratri Anindhita
Institut Bisnis dan Informatika
Kwik Kian Gie
Melisa Arisanty
Institut Bisnis dan Informatika
Kwik Kian Gie
Devie Rahmawati
Universitas Indonesia
Abstrak
Perkembangan teknologi komunikasi yang cukup pesat
memberikan perubahan sosial masyarakat. Banyak bisnis mulai bermunculan dengan
memanfaatkan perkembangan teknologi komunikasi tersebut, salah satunya adalah
kemunculan bisnis penyedia layanan jasa transportasi Ojek Online. Adanya Ojek
Online ternyata memberikan solusi dan menjawab berbagai kekhawatiran masyarakat
akan layanan transportasi umum. Kemacetan ibukota dan ketakutan masyarakat
dengan keamanan transportasi umum sudah dijawab dengan kehadiran Ojek Online
yang memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi penggunanya.
Kehadiran Ojek Online yang menerapkan teknologi
komunikasi tepat guna di saat masyarakat membutuhkan sarana transportasi aman
dan bisa menjadi solusi saat macet merupakan fokus penelitian yang dianggap
perlu dikonstruksikan dalam penelitian ini. Terlebih lagi, dengan penggabungan
layanan transportasi dengan kecanggihan teknologi Internet sehingga masyarakat
lebih mudah melakukan pemesanan, mengetahui rate biaya transportasi, lokasi
tujuan dan identifikasi driver yang merupakan suatu bentuk inovasi baru dalam
dunia bisnis transportasi.
Dengan menggunakan teori Difusi Inovasi dan
pendekatan penelitian kualitatif yang heuristik terhadap 2 (dua) penyedia
layanan transportasi Ojek Online terbesar di Indonesia yaitu Grab Bike dan PT
Gojek Indonesia, maka didapatkan hasil penelitian secara mendalam, menyeluruh
dan komprehensif tentang perkembangan teknologi komunikasi tepat
guna. Hasil penelitian ini nantinya akan memberikan kontribusi dan sumbangan
konsep terutama dalam penerapan inovasi berupa teknologi komunikasi tepat guna
yang dapat memberikan perubahan pada sistem sosial masyarakat.
Keyword :
Ojek Online, Teknologi Komunikasi Tepat Guna, Difusi Inovasi, Perubahan
Sistem Sosial
I. LATAR BELAKANG
Fenomena perkembangan teknologi saat ini yang paling
ramai dibicarakan dan menjadi bahan diskusi banyak kalangan adalah
mengembangkan teknologi ke arah bisnis transportasi yang modern dengan
menggunakan kecanggihan aplikasi di dunia virtual. Masyarakat saat ini sangat
dimudahkan dengan adanya sarana transportasi ini terutama untuk pemesanannya.
Dimanapun dan kapanpun juga secara cepat dan real time, masyarakat mudah
melakukan mobilisasi kemana saja dengan memiliki aplikasi ini. Bisnis yang
memanfaatkan aplikasi virtual untuk memudahkan pemesanan sarana transportasi
ini adalah bisnis Gojek dan Grab Bike.
Masalah transportasi dan
kemacetan yang masih banyak dikeluhkan oleh semua pihak menjadi pekerjaan rumah
sendiri bagi banyak pihak tak hanya pemerintah. Terlebih lagi memang Jakarta
sempat dinobatkan sebagai kota termacet di dunia. Tapi ternyata kemacetan ini
malah menjadi peluang bagi PT GoJek indonesia dan Grab Bike dengan memanfaatkan
akses teknologi smartphone bisa menjadi bisnis menjanjikan dan memberikan
kemudahan bagi penggguna atau konsumen. Fenomena Ojek online yang kini menyebar
luas ke semua lapisan masyarakat di kota besar seperti Jakarta yang dominannya
memiliki masalah dengan kemacetan, ternyata menjadi solusi bagi masyarakat
terutama yang bertempat tinggal di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok,
Tangerang dan Bekasi).
Selain itu, fenomena
Ojek Online ini menjawab kekhawatiran masyarakat tentang jaminan keamanan di
dalam transportasi umum. Ojek Online ini menjawab kekhawatiran masyarakat
dengan kelebihan aplikasi berbasis data, dimana masyarakat bisa mengetahui
identitas drivernya. Dengan kelebihan ini, masyarakat bisa mengetahui siapa
yang akan menjadi driver ojek pesanannya, lengkap dengan data diri driver
bersangkutan. Dalam aplikasinya, Ojek Online ini sangat mengedepankan faktor
keamanan si pengguna. Biasanya di dalam aplikasi sudah tersedia informasi
lengkap tentang pengendara seperti nama, kontak, dan foto pengendara. Kemudian
layanan Ojek ini hanya bisa didapatkan melalui pemesanan via aplikasi GoJek,
sehingga pelanggan dapat memastikan keamanan dan akuntabilitasnya.
Dengan berbagai
kelebihan-kelebihan yang ditawarkan Ojek Online ternyata membawa perubahan yang
signifikan terhadap kehidupan sosial masyarakat. Fenomena Ojek Online menjadi booming
dan sangat popular terutama pada bisnis jasa transportasi. Ojek Online ini
menawarkan inovasi-inovasi terbaru mengenai transportasi yang digabungkan
dengan teknologi komunikasi secara online sehingga memberikan kemudahan bagi
masyarakat untuk memesan transportasi Ojek dimana saja dan kapan saja.
713
Universitas Bakrie,
Jakarta. 2-3 Mei 2016
Bahkan dengan adanya
Gojek Online ini juga mengubah kebiasaan dan sistem sosial di dalam masyarakat.
Awalnya, masyarakat menggunakan cara yang konvensional untuk menggunakan
transportasi umum, saat ini masyarakat mulai mengubah kebiasaan mereka dan
beralih ke teknologi komunikasi untuk memesan transportasi umum secara Online.
Selain itu dengan adanya Ojek Online yang dilengkapi dengan sistem keamanan
yang terjamin dan juga keseragaman pada pakaian dan helmnya membuat citra ojek
yang dulunya sebagai kerjaan rendahan, sekarang semaking meningkat prestisenya.
Adanya Ojek Online ini bisa mengubah mindset masyarakat tentang tukang ojek
yang sering dipandang sebelah mata sebagai profesi rendahan. Perubahan mindset
tukang ojek sebagai pekerjaan rendahan terbukti dengan semakin banyaknya orang
yang tertarik menjadi tukang ojek sebagai pekerjaan sampingan. atau bahkan
menjadi pekerjaan utama menjadi salah satu keberhasilan dari adanya Ojek
Online.
Bisnis Ojek Online yang
saat ini sangat terkenal dan saling berkompetisi secara ketat adalah Grab Bike
dan Gojek. Kedua perusahaan transportasi Ojek Online ini terbukti memberikan
perubahan yang signifikan terutama bagi kehidupan sosial masyarakat. Bahkan
kedua perusahaan ini menjadi perusahaan transportasi pilihan utama masyarakat
terutama masyarakat ibukota. Penerapan teknologi komunikasi oleh kedua
perusahaan dinilai tepat guna karna menjawab permasalahan sosial masyarakat
yaitu kemacetan ibukota dan ketidakamanan transportasi umum. Terlebih lagi,
penerapan teknologi komunikasi Gojek dan Grab Bike dinilai sebagian besar
masyarakat memberikan manfaat kemudahan bagi penggunanya dalam memesan
transportasi umum. Masyarakat bisa memesan transportasi umum dimana saja dan
kapan saja, karna kedua penyedia layanan ini mampu menawarkan layanan
transportasi yang menggabungkan transportasi umum dengan penerapan teknologi
internet dengan aplikasi yang mobile friendly. Dengan adanya fenomena
Gojek Online terutama menyoroti kedua perusahaan bisnis Grab Bike dan Gojek
yang mampu menerapkan teknologi komunikasi tepat guna, maka munculah suatu
pertanyaan mengenai
“Bagaimana penerapan teknologi
komunikasi tepat guna pada transportasi ojek online terutama pada bisnis Gojek
dan Grab Bike sehingga dapat memberikan perubahan mindset dan kebiasaan
masyarakat akan penggunaan transportasi ojek secara modern?”
714
Universitas Bakrie,
Jakarta. 2-3 Mei 2016
II. TINJAUAN PUSTAKA
Teknologi Komunikasi
Tepat Guna
Dewasa ini perkembangan
teknologi komunikasi berlangsung demikian pesatnya sehingga para ahli menyebut
gejala ini sebagai suatu revolusi. Sekalipun kemajuan tersebut masih dalam
perjalanannya, tapi sejak sekarang sudah dapat diperkirakan terjadinya berbagai
perubahan di bidang komunikasi maupun di bidang-bidang kehidupan lain yang
berhubungan, sebagai implikasi dari perkembangan keadaan yang dimaksud.
Perubahan-perubahan yang kelak terjadi, terutama disebabkan berbagai kemampuan
dan potensi teknologi komunikasi tersebut, yang memungkinkan manusia untuk
saling berhubungan dan memenuhi kebutuhan komunikasi mereka secara hampir tanpa
batas (Nasution, 1989).
Perkembangan teknologi
saat ini yang paling signifikan terlihat adalah perkembangan komunikasi yang
bahkan dapat memberikan perubahan sosial di dalam masyarakat. Disini dapat
dikatakan bahwa teknologi komunikasi merupakan suatu penerapan ilmu pengetahuan
untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan komunikasi. Teknologi
komunikasi juga dijelaskan juga sebagai
“alat perangkat keras,
struktur organisasi dan nilai-nilai sosial yang digunakan, untuk mengumpulkan,
memproses, dan mempertukarkan informasi dengan orang lain” (Rogers : 1986).
Teknologi komunikasi juga bisa dikatakan tepat guna
jika penggunaannya memang sesuai (tepat guna) dengan kebutuhan dan kondisi yang
ada pada masa kini. Teknologi komunikasi tepat guna ini bisa juga dijadikan
solusi bagi permasalahan dalam masyarakat. Adapun teknologi komunikasi tepat
guna tersebut pastinya memiliki kriteria yaitu :
a. Apabila teknologi komunikasi itu dapat mempergunakan semaksimal dan seluas mungkin
sumber-sumber yang tersedia di suatu tempat.
b. Apabila teknologi komunikasi tersebut sesuai dengan keadaan ekonomi dan sosial masyarakat
setempat.
c. Apabila teknologi komunikasi membantu memcahkan masalah dan persoalan yang sebenarnya ada di dalam masyarakat.
Perkembangan teknologi komunikasi yang diadopsi oleh
Bisnis Gojek dan Grab Bike menjawab ketiga persyaratan tersebut di atas. Adanya
bisnis Gojek dan Grab Bike ini memanfaatkan semua sumber-sumber yang ada
semaksimal mungkin. Kemudian, penggunaannya juga sesuai dengan keadaaan ekonomi
dan sosial di Indonesia terutama wilayah di Jakarta dan sekitarnya. Terlebih
lagi adalah, Gojek dan Grab Bike ini memberikan solusi dan membantu memecahkan
masalah serta persoalan di masyarakat, terutama masalah kemacetan.
715
Universitas Bakrie,
Jakarta. 2-3 Mei 2016
Teori Difusi
Inovasi
Sesuatu hal yang baru dan menyebabkan perubahan
dalam masyarakat selalu berhubungan dengan difusi inovasi. Difusi Inovasi juga
dijabarkan sebagai proses dimana suatu inovasi dikomunikasikan melalui saluran
tertentu dalam jangka waktu tertentu di antara para anggota suatu sistem sosial
(the process by which an innovation is communicated through certain
channels overtime among the members of a social system) (Rogers: 1983).
Difusi Inovasi pada dasarnya terdiri dari dua
padanan kata yaitu difusi dan inovasi. Inovasi adalah suatu gagasan, praktek,
atau benda yang dianggap/dirasa baru oleh individu atau kelompok masyarakat.
Ungkapan dianggap/dirasa baru terhadap suatu ide, praktek atau benda oleh
sebagian orang, belum tentu juga pada sebagian yang lain. Kesemuanya tergantung
apa yang dirasakan oleh individu atau kelompok terhadap ide, praktek atau benda
tersebut. Sedangkan difusi dapat dianggap sebagai suatu jenis perubahan sosial
yaitu suatu proses perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi sistem
sosial (Rogers:1983).
Dari kedua padanan kata di atas, maka
difusi inovasi adalah suatu proses penyebar serapan ide-ide atau hal-hal yang
baru dalam upaya untuk merubah suatu masyarakat yang terjadi secara terus
menerus dari suatu tempat ke tempat yang lain, dari suatu kurun waktu ke kurun
waktu yang berikut, dari suatu bidang tertentu ke bidang yang lainnya kepada
sekelompok anggota dari sistem sosial.
Dengan adanya difusi inovasi inilah bisa memberikan
pengaruh positif dengan diadopsinya suatu inovasi (ilmu pengetahuan, tekhnologi,
bidang pengembangan masyarakat) oleh anggota sistem sosial tertentu sehingga
inovasi ini bisa berguna bagi kehidupan sosial di dalam masyarakat tersebut.
Sistem sosial dapat berupa individu, kelompok informal, organisasi sampai
kepada masyarakat.
Komponen dalam
Difusi Inovasi
Proses difusi inovasi terdapat 4 (empat) komponen
pokok, yaitu: suatu inovasi, yang dikomunikasikan melalui saluran komunikasi
tertentu, dalam jangka waktu dan terjadi diantara anggota-anggota suatu sistem
sosial (Rogers : 1983).
1. Inovasi.
Berkaitan dengan gagasan, tindakan atau barang yang dianggap baru oleh
seseorang atau masyarakat. Disini, penting sekali adanya kebaruan inovasi
diukur secara subjektif menurut pandangan individu yang menerimanya. Konsep
baru ini terbentang antara konsep pengenalan, persuasi dan keputusan
menggunakannya (adopsi)
2. Saluran
komunikasi, adalah alat untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi dari sumber
kepada penerima. Jika komunikasi dimaksudkan untuk memperkenalkan suatu inovasi
kepada khalayak yang banyak dan tersebar luas, maka saluran komunikasi yang
lebih tepat, cepat dan efisien, adalah media massa. Tetapi jika komunikasi
dimaksudkan untuk mengubah sikap atau
perilaku penerima secara personal, maka saluran komunikasi yang paling tepat
adalah saluran interpersonal.
716
Universitas Bakrie,
Jakarta. 2-3 Mei 2016
3. Jangka
waktu, yakni proses keputusan inovasi dari mulai seseorang mengetahui sampai
memutuskan untuk menerima atau menolaknya. Pengukuhan terhadap keputusan itu
sangat berkaitan dengan dimensi waktu. Paling tidak dimensi waktu terlihat
dalam (a) proses pengambilan keputusan inovasi, (b) keinovatifan seseorang
(relatif lebih awal atau lebih lambat dalam menerima inovasi), dan (c)
kecepatan pengadopsian inovasi dalam sistem sosial.
4. Sistem
sosial merupakan kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat dalam
kerjasama untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama.
Proses Putusan
Inovasi
Dalam Proses Difusi
Inovasi, pastinya terdapat penerimaan ataupun penolakan suatu inovasi yang
menjadi keputusan penerimanya. Penerimaan atau penolakan suatu inovasi adalah
keputusan yang dibuat seseorang/individu dalam menerima suatu inovasi. Menurut
Rogers (1983), proses pengambilan keputusan inovasi adalah proses mental dimana
seseorang/individu berlalu dari pengetahuan pertama mengenai suatu inovasi
dengan membentuk suatu sikap terhadap inovasi, sampai memutuskan untuk menolak
atau menerima, melaksanakan ide-ide baru dan mengukuhkan terhadap keputusan
inovasi. Pada awalnya Rogers (1983) menerangkan bahwa dalam upaya perubahan
seseorang untuk mengadopsi suatu perilaku yang baru, terjadi berbagai tahapan
pada seseorang tersebut, yaitu:
1. Tahap
Awareness (Kesadaran), yaitu tahap seseorang tahu dan sadar ada terdapat suatu
inovasi sehingga muncul adanya suatu kesadaran terhadap hal tersebut.
2. Tahap
Interest (Keinginan), yaitu tahap seseorang mempertimbangkan atau sedang
membentuk sikap terhadap inovasi yang telah diketahuinya tersebut sehingga ia
mulai tertarik pada hal tersebut.
3. Tahap
Evaluation (Evaluasi), yaitu tahap seseorang membuat putusan apakah ia menolak
atau menerima inovasi yang ditawarkan sehingga saat itu ia mulai mengevaluasi.
4. Tahap
Trial (Mencoba), yaitu tahap seseorang melaksanakan keputusan yang telah
dibuatnya sehingga ia mulai mencoba suatu perilaku yang baru.
5. Tahap
Adoption (Adopsi), yaitu tahap seseorang memastikan atau mengkonfirmasikan
putusan yang diambilnya sehingga ia mulai mengadopsi perilaku baru tersebut. Dari
pengalaman di lapangan ternyata proses adopsi tidak berhenti segera setelah
suatu inovasi diterima atau ditolak. Kondisi ini akan berubah lagi sebagai
akibat dari pengaruh lingkungan penerima adopsi.
Oleh sebab itu, Rogers (1983) merevisi kembali teorinya
tentang keputusan tentang inovasi yaitu: Knowledge (pengetahuan), Persuasion
(persuasi), Decision (keputusan), Implementation (pelaksanaan), dan
Confirmation (konfirmasi).
717
Universitas Bakrie,
Jakarta. 2-3 Mei 2016
1. Tahap
pengetahuan. Dalam tahap ini, seseorang belum memiliki informasi mengenai
inovasi baru. Untuk itu informasi mengenai inovasi tersebut harus disampaikan
melalui berbagai saluran komunikasi yang ada, bisa melalui media elektronik,
media cetak, maupun komunikasi interpersonal diantara masyarakat. Tahapan ini
juga dipengaruhi oleh beberapa karakteristik dalam pengambilan keputusan,
yaitu: (1) Karakteristik sosial-ekonomi, (2) Nilai -nilai pribadi dan (3) Pola
komunikasi.
2. Tahap
persuasi. Pada tahap ini individu tertarik pada inovasi dan aktif mencari
informasi/detail mengenai inovasi. Tahap kedua ini terjadi lebih banyak dalam
tingkat pemikiran calon pengguna. Inovasi yang dimaksud berkaitan dengan
karakteristik inovasi itu sendiri, seperti: (1) Kelebihan inovasi, (2) Tingkat
keserasian, (3) Kompleksitas, ( 4) Dapat dicoba dan (5) Dapat dilihat.
3. Tahap
pengambilan keputusan. Pada tahap ini individu mengambil konsep inovasi dan
menimbang keuntungan/kerugian dari menggunakan inovasi dan memutuskan apakah
akan mengadopsi atau menolak inovasi.
4. Tahap
implementasi. Pada tahap ini mempekerjakan individu untuk inovasi yang
berbeda-beda tergantung pada situasi. Selama tahap ini individu menentukan
kegunaan dari inovasi dan dapat mencari informasi lebih lanjut tentang hal itu.
5. Tahap
konfirmasi. Setelah sebuah keputusan dibuat, seseorang kemudian akan mencari
pembenaran atas keputusan mereka. Tidak menutup kemungkinan seseorang kemudian
mengubah keputusan yang tadinya menolak jadi menerima inovasi setelah melakukan
evaluasi.
Dengan kelima tahapan dalam difusi inovasi akan
memberikan penjelasan secara rinci mengenai proses adopsi dan putusan inovasi
mengenai penggunaan transportasi Ojek Online ini dalam masyarakat.
Inovasi dan
Teknologi Komunikasi
Inovasi baru dikaitkan dengan teknologi komunikasi
yaitu saat teknologi komunikasi tersebut digunakan untuk mengkomunikasikan
sesuatu yang baru (inovasi) di masyarakat. Teknologi komunikasi ini tidak saja
hanya berhubungan dengan media teknologi, namun juga berkaitan dengan
pendekatan media komunikasi yang digunakan. Media teknologi berkaitan dengan
perangkat keras, sedangkan pendekatan komunikasi berhubungan dengan perangkat
lunaknya. Misalnya saja dalam mengenalkan transportasi umum yang berbasis online
dalam pemesanannya, Gojek dan Grab Bike menggunakan berbagai media yaitu media
sosial untuk menyampaikan inovasi tersebut. Sedangkan pendekatan komunikasi
adalah dengan menggunakan berbagai gambar-gambar Meme yang unik dan kreatif
sehingga menarik para konsumen.
Difusi Inovasi ini berlangsung pada sistem sosial
yang sudah mulai terbuka terhadap ide-ide baru, paling tidak ditandai dengan
perubahan wawasan, pandangan, sikap
718
Universitas Bakrie,
Jakarta. 2-3 Mei 2016
dan kemudian masuk pada perubahan prilaku. Seperti
yang disebutkan pada subbab sebelumnya, pada hakikatnya difusi inovasi sangat
dekat dengan perubahan sosial. Sedangkan perubahan sosial itu berkaitan dengan
sistem sosial masyarakatnya.
Kerangka Berpikir Penelitian
Fenomena Ojek Online dengan kehadiran dua bisnis
transportasi ojek tersebar di Indonesia yaitu Gojek dan Grab Bike memberikan
ketertarikan sendiri bagi peneliti untuk meneliti dan menganalisa secara
mendalam mengenai bisnis ini. Bagaimana bisnis transportasi ojek online ini
bisa menerapkan teknologi komunikasi tepat guna sehingga dapat memberikan
perubahan mindset dan kebiasaan masyarakat akan penggunaan transportasi ojek
secara modern. Dalam menganalisa fenomena ini, peneliti menggunakan teori
difusi inovasi untuk mengetahui tahapan inovasi yang diberikan oleh bisnis Ojek
Online kepada masyarakat sehingga pada akhirnya bisa membawa perubahan mindset
dan kebiasaan masyarakat dalam sistem sosialnya. Berikut ini kerangka berpikir
penelitian yang akan menjelaskan alur berpikir peneliti dalam menganalisa
fenomena ini.
SALURAN KOMUNIKASI
a. Media
Sosial
b.Pendekatan
Interpersonal Driver
INOVASI
OJEK
ONLINE
SOSIAL
a.
Sistem
Budaya
b.
Perilaku
Organisme
c.
Sistem
Sosial
d.
Sistem
Kepribadian
719
Universitas Bakrie,
Jakarta. 2-3 Mei 2016
III. METODOLOGI PENELITIAN
Paradigma
Penelitian
Patton (2002)
menjelaskan paradigma sebagai cara pandang, cara berpikir mengenai kompleksitas
dunia nyata menjadi bisa diterima atau masuk akal. Paradigma memberitahu kita
apa yang penting, sah, dan masuk akal (Patton, 2002: 69). Paradigma sebagai
sistem kepercayaan dasar yang didasarkan pada asumsi-asumsi ontologis,
epistemologis, dan metodologis. Sebuah paradigma bisa dipandang sebagai
sekumpulan kepercayaan dasar (atau metafisika) yang berurusan dengan
prinsip-prinsip puncak atau pertama. Paradigma mewakili pandangan dunia yang
menentukan, bagi pemakainya, sifat “dunia”, tempat individu di dalamnya, dan
rentang hubungan yang dimungkinkan dengan dunia tersebut dan bagian-bagiannya.
Kepercayaan bersifat dasar dalam pengertian bahwa kepercayaan tersebut harus
diterima semata-mata berdasarkan keyakinan (betapa pun bagus argumentasinya),
tidak ada cara untuk membuktikan kebenaran puncaknya. (Denzin & Lincoln,
2009: 132)
Secara metodologis, penelitian ini menggunakan
paradigma konstruktivisme. Konstruktivisme dimulai dengan premis bahwa dunia
manusia berbeda dari alam, dunia fisik dan karenanya harus dipelajari secara
berbeda (Guba dan Lincoln 1990). Karena manusia telah berevolusi kapasitas
untuk menafsirkan dan membangun realitas dan mereka tidak bisa melakukan
sebaliknya, dunia persepsi manusia tidak nyata secara mutlak, dan dibentuk oleh
budaya dan konstruksi bahasa. (Patton, 2002: 96).
Pemilihan terhadap paradigma kontruktivis pada
penelitian ini didasarkan pada alasan bahwa Fenomena Ojek Online ini merupakan
salah satu contoh bisnis transportasi yang menggabungkan konsep bisnis
transportasi dengan perkembangan teknologi komunikasi yang modern yaitu
menggunakan aplikasi pemesanan di Internet. Adanya fenomena ini memberikan
masukan baru terhadap inovasi dalam bisnis tranportasi online yang dapat
mengubah sistem sosial dan kebiasaan masyarakat.
Pendekatan
Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
dalam meneliti dan menganalisa mengenai fenomena Gojek Online. Menurut Patton
(2002: 14), pendekatan kualitatif ini memfasilitasi studi tentang isu-isu
secara mendalam dan detail. Mendekati lapangan tanpa dibatasi oleh kategori
yang telah ditentukan sehingga memberikan kontribusi suatu analisis yang penuh
keterbukaan, kedalaman, dan detail dalam
720
Universitas Bakrie,
Jakarta. 2-3 Mei 2016
penyelidikan kualitatif. Jadi untuk mendapat analisa
mendalam secara deskriptif tentang penerapan komunikasi tepat guna dalam Ojek
Online.
Kemudian jika melihat
pertanyaan penelitian yang telah diungkap pada Bab I yakni “Bagaimana?”, maka
pendekatan penelitian yang tepat digunakan adalah kualitatif sehingga
bisa digali secara mendalam tentang penerapan komunikasi tepat guna dalam Ojek
Online. Pertanyaan yang dimulai dengan kata “bagaimana” hanya bisa dijawab
dengan pendekatan penelitian kualitatif karena bukan menjelaskan hubungan sebab
akibat tetapi pendalaman analisa suatu fenomena sosial.
Strategi
Penelitian
Penelitian ini
menggunakan strategi penelitian Heuristic Inquiry. Apa pengalaman subjek
terhadap fenomena itu dan apa pengalaman esensial orang lain terhadap fenomena
itu. (Patton, 2002 :107). Dengan strategi penelitian heuristik ini, si peneliti
harus mempunyai pengalaman pribadi dan ketertarikan yang kuat terhadap fenomena
yang sedang diteliti. Dalam strategi penelitian ini juga diposisikan
co-researcher yang turut memberi intensitas pengalaman terhadap suatu fenomena yang
sedang diteliti. Baik peneliti dan co-researcher saling berbagi pengalaman dan
pengetahuan terhadap suatu fenomena. Heuristik ini harus mempunyai pandangan
yang mendalam. Dengan begitu, kita akan mendapatkan pandangan secara
keseluruhan terhadap fenomena yang sedang diteliti terutama dalam penelitian
mengenai analisa penerapan teknologi komunikasi tepat guna dalam bisnis Ojek
Online.
Teknik
Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data
yang komprehensif dan heuristik, maka peneliti akan mengumpulkan data primer
dan sekunder. Data primer akan didapatkan melalui indept interview (wawancara
mendalam) dan observasi. Sedangkan data sekunder akan didapat dari buku-buku,
jurnal-jurnal dan foto-foto/ gambar-gambar tentang penerapan teknologi
komunikasi Ojek Online (Grab Bike dan Gojek)
Objek Penelitian
Objek Penelitian ini
difokuskan pada 2 (dua) perusahaan Ojek Online terbesar di Indonesia yaitu PT
Gojek Indonesia dan Grab Bike. Peneliti mengambil dua fokus perusahaan Ojek
Online ini karena banyaknya masyarakat terutama di Jakarta dan sekitarnya yang
menggunakan transportasi Ojek Online dari perusahaan-perusahaan tersebut. Kedua
objek penelitian ini dapat memberikan analisa yang representatif dan
komprehensif terhadap penerapan teknologi komunikasi tepat guna pada Ojek
Online sehingga dapat memberikan perubahan baik dari sistem sosial, kebiasaan
dan pola pikir masyarakat.
721
Universitas Bakrie,
Jakarta. 2-3 Mei 2016
VI. HASIL
PENELITIAN
1. Inovasi
dalam Ojek Online : Konsistensi dalam Pemberian Inovasi Penerapan Teknologi
Komunikasi Tepat Guna dalam Bisnis Transportasi
Grab Bike dan PT Gojek Indonesia memberikan
penawaran jasa transportasi dengan berbagai kemudahan dalam pemesanan. Inovasi
yang ingin disampaikan dari adanya Ojek Online ini adalah penggabungan antara
transportasi umum yaitu ojek dengan penggunaan teknologi komunikasi tepat guna
yaitu Internet. Grab Bike dan PT Gojek Indonesia menawarkan suatu inovasi
dimana masyarakat tidak hanya bisa menggunakan cara konvensional dalam memesan
sarana transportasi Ojek pilihannya, tetapi juga bisa menggunakan cara yang
modern untuk pemesanannya. Semuanya dengan menggunakan aplikasi yang terhubung
dengan internet.
Konsistensi Ojek Online dalam penerapan teknologi komunikasi
tepat guna ini menjawab masalah sosial dan kekhawatiran masyarakat akan
transportasi umum terutama di wilayah ibukota. Dengan bermunculan bisnis
penyedia jasa transportasi Ojek Online seperti Grab Bike dan Gojek memberikan
solusi bagi kemacetan yang terjadi di daerah Jabodetabek dan memberikan
kenyamanan bagi konsumennya.
Grab Bike dan Gojek menerapakan teknologi komunikasi
tepat guna karena penggunaannya memang sesuai (tepat guna) dengan kebutuhan dan
kondisi yang ada pada masa kini. Teknologi komunikasi tepat guna yang
diterapkan dalam Grab Bike dan Gojek ini bisa dijadikan solusi bagi
permasalahan dalam masyarakat. Karakteristik penerapan teknologi komunikasi
tepat guna yang dilakukan oleh Gojek dan Grab Bike antara lain :
a. Apabila
teknologi komunikasi itu dapat mempergunakan semaksimal dan seluas mungkin
sumber-sumber yang tersedia di suatu tempat. Gojek dan dan Grab
Bike menggunakan kemajuan teknologi yang ada saat ini untuk mendukung bisnis
tranportasinya. Gojek dan Grab Bike bekerjasama dengan Google dalam pelayanan
jasa transportasi yang dilengkapi dengan sistem data base dan GPS untuk
mengetahui lokasi di seluruh wilayah yang terhubung dengan teknologi internet.
Dengan begitu, akan memberikan kemudahan masyarakat dalam melakukan pemesanan,
mengetahui rate biaya transportasi, lokasi tujuan dan identifikasi driver yang
merupakan suatu bentuk inovasi baru dalam dunia bisnis transportasi.
b. Apabila
teknologi komunikasi tersebut sesuai dengan keadaaan ekonomi dan sosial
masyarakat setempat. Gojek dan Grab Bike hadir sesuai dengan
kondisi sosial masyarakat yang membutuhkan alat tranportasi yang aman,
punya prestise, murah dan menjadi solusi jika macet. Gojek menawarkan inovasi
sarana transportasi yang memberikan keamanan bagi konsumennya, karena konsumen
dapat mengidentifikasi sendiri siapa drivernya dan semua driver
722
Universitas Bakrie,
Jakarta. 2-3 Mei 2016
sudah terdata dalam sistem pusat perusahaannya
sehingga jika ada keluhan dari konsumen akan langsung ditanggapi oleh
perusahaan. Terlebih lagi, Gojek menawarkan standar baku keamanan dalam
berkendara dimana driver dan penumpang harus menggunakan helm dan masker
sebagai alat pelindung mereka berkendara. Semuanya sudah terdapat dalam SOP (standar
operasional pelayanan) Gojek dan Grab Bike.
c. Apabila
teknologi komunikasi membantu memecahkan masalah dan persoalan yang sebenarnya
ada di dalam masyarakat. Dengan adanya Gojek dan
Grab Bike memberikan solusi bagi masalah kemacetan di ibukota dan menjawab
kekhawatiran masyarakat akan keamanan di transportasi umum. Masalah
transportasi dan kemacetan yang masih banyak dikeluhkan oleh semua pihak
menjadi pekerjaan rumah sendiri bagi banyak pihak tak hanya pemerintah.
Terlebih lagi memang Jakarta sempat dinobatkan sebagai kota termacet di dunia.
Tapi ternyata kemacetan ini dijawan dengan solusi yang dihadirkan PT GoJek
indonesia dan Grab Bike dengan memanfaatkan akses teknologi smartphone bisa
menjadi bisnis menjanjikan dan memberikan kemudahan bagi penggguna atau
konsumen.
Selain itu, fenomena Ojek Online ini menjawab
kekhawatiran masyarakat tentang jaminan keamanan di dalam transportasi umum.
Ojek Online ini menjawab kekhawatiran masyarakat dengan kelebihan aplikasi
berbasis data, dimana masyarakat bisa mengetahui identitas drivernya. Dengan
kelebihan ini, masyarakat bisa mengetahui siapa yang akan menjadi driver ojek
pesanannya, lengkap dengan data diri driver bersangkutan. Dalam aplikasinya,
Ojek Online ini sangat mengedepankan faktor keamanan si pengguna. Biasanya di
dalam aplikasi sudah tersedia informasi lengkap tentang pengendara seperti
nama, kontak, dan foto pengendara. Kemudian layanan Ojek ini hanya bisa
didapatkan melalui pemesanan via aplikasi GoJek, sehingga pelanggan dapat
memastikan keamanan dan akuntabilitasnya.
2. Media
Sosial, Media Televisi dan Interpersonal Communication Approach sebagai
Media Penyampaian Inovasi Ojek Online
Dalam proses penyampaian inovasi Ojek Online yang
menggabungkan transportasi dengan perkembangan teknologi komunikasi tepat guna
yang berbasis internet, pastinya Gojek dan Grab Bike menggunakan berbagai
saluran atau media penyampai inovasi tersebut. Pertama adalah menggunakan media
sosial, media televisi dan Interpersonal Communication Approach yang
secara sengaja direncanakan dan direalisasikan perusahaan agar inovasi
ini dapat diketahui oleh masyarakat luas.
a. Media
Sosial sebagai media Penyampai Inovasi Ojek Online. Media sosial yang digunakan
untuk media penyebar informasi tentang Gojek atau Grab
723
Universitas Bakrie,
Jakarta. 2-3 Mei 2016
Bike memanfaatkan banyak platform media sosial di
antaranya Youtube, Facebook, Instagram dan berbagai komunitas virtual seperti
Kaskus. Pada media sosial Youtube contohnya, banyak sekali iklan iklan yang
ingin disampaikan Gojek tentang kisah hidup dari drivernya. Di dalam iklan yang
dibuat Gojek tersebut ingin menampilkan bahwa Gojek telah ikut membantu masalah
pemerintah akan pengangguran dan peningkatan sosial ekonomi masyarakat. Selain
itu juga, banyak infografik-infografik yang ditampilkan Gojek dan Grab Bike
untuk menginformasikan tentang akses dan penggunaan ke aplikasi Gojek dan Grab
Bike dengan menggunakan smartphone/mobilephone.
Bahkan Gojek dan Grab Bike sebenarnya booming
atau menjadi popular karena adanya gambar Meme yang sengaja dibuat untuk
menarik simpati dan atensi masyarakat akan keberadaan transportasi ini. Meme
tersebut banyak menampilkan citra bahwa dengan adanya Gojek dan Grab Bike, Ojek
tidak lagi dianggap sebagai pekerjaan rendahan. Dalam Meme tersebut,
ditampilkan gambar driver Gojek yang memiliki paras yang menarik dan
menggunakan kendaraan motor yang bagus dan bahkan dengan merek motor yang
mahal.
b. Media
televisi disini bukan sebagai media penyampai iklan yang persuasif tetapi
biasanya digunakan untuk menyampaikan berita tentang Gojek dan Grab Bike yang
popular dan diminati masyarakat karena inovasinya yang menggabungkan layanan
pemesanan ojek dengan aplikasi yang dihubungkan dengan internet. Terlebih lagi,
pendapatan yang didapatkan oleh driver Gojek dan Grab Bike yang menggiurkan
karna gaji yang diberikan cukup tinggi sehingga menarik karyawan dan mahasiswa
yang notabennya bukan seorang tukang ojek mulai beralih menjadi driver Gojek
dan Grab Bike. Banyaknya atensi masyarakat untuk menjadi driver ojek menjadi
perhatian media massa untuk meliput berita mengenai fenomena Ojek Online ini.
Pada akhirnya, Ojek Online ini mulai dikenal masyarakat secara luas dari semua
kalangan baik menengah ke atas sampai menengah ke bawah.
c. Interpersonal
Communication Approach. Pendekatan komunikasi secara interpersonal
disampaikan oleh driver kepada konsumennya. Komunikasi interpersonal yang
disampaikan dari setiap driver Gojek dan Grab Bike berupa komunikasi
interpersonal bermedia dan juga secara langsung saat pelayanan jasa
transportasi itu berlangsung. Pelayanan yang ramah dan mengedepankan standar
pelayanan yang berkualitas merupakan salah satu inovasi dalam bisnis Ojek
Online yang ingin disampaikan masyarakat. Dengan komunikasi secara langsung
antara driver dengan pelanggan, inovasi dari adanya bisnis Ojek Online yang
memiliki standar pelayanan yang baik mengubah citra dari Ojek sendiri yang
awalnya adalah kerjaan rendahan menjadi pekerjaan yang bergengsi.
724
Universitas Bakrie,
Jakarta. 2-3 Mei 2016
3. Proses
Putusan Inovasi Penerapan Teknologi Komunikasi Tepat Guna Bisnis Transportasi
Gojek dan Grabike
Sehubungan dengan proses perubahan sosial menuju
adopsi dan difusi inovasi mengenai Ojek Online ini, maka Rogers (193 : 165)
membuat skema tahapan dalam proses keputusan inovasi menjadi 3 (tiga) tahapan
yaitu :
a.
Adopsi Inovasi yang dimulai dengan
pengenalan terhadap sebuah inovasi, pada tahapan ini, inovasi yang ingin
dikenalkan dari adanya bisnis transportasi Gojek dan Grab Bike adalah
penggabungan antara jasa transportasi umum yang dipadukan dengan penggunaan
teknologi komunikasi yaitu internet. Inovasi ini hadir di saat masalah
kemacetan menjadi kendala mobilisasi di ibukota. Inovasi ini menjadi popular
dan akhirnya banyak ditiru oleh bisnis-bisnis lainnya di luar jasa transportasi
umum untuk berkolaborasi dengan teknologi komunikasi internet.
Dalam mengenalkan inovasi dalam bisnis transportasi
Ojek Onlinenya, Grab Bike dan Gojek pada awalnya memberikan promo yang luar
biasa besar, dimulai dengan memberikan kredit 50 ribu rupiah pada setiap akun
untuk penggunaan pertama transportasi Gojek kemanapun di daerah Jabodetabek
dengan biaya 5 ribu. Promo biaya transportasi yang tergolong sangat besar
menarik atensi atau perhatian masyarakat untuk menggunakan Gojek dan Grab Bike
ini.
b. Tahap
persuasi yang tergantung pada sifat inovasi yang sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan masyarakat. Apakah inovasi tersebut memberikan keuntungan bagi
seseorang atau tidak yang sesuai dengan harapan-harapannya di masa yang akan
datang. Kemudian, yang terpenting adalah kebaruan dari inovasi atau gagasan
atau ide yang sebelumnya tidak ada, kemudian ada untuk menjawab semua
permasalahan di dalam masyarakat. Gojek hadir untuk memberikan berbagai
kemudahan dan kenyaman bagi masyarakat dalam menggunakan jasa transportasi.
Masyarakat dapat memesan jasa tranportasi ojek kapan saja dan dimana saja
dengan aplikasi Gojek atau Grab Bike yang tersedia di smartphone masing-masing
orang.
Persuasi yang disampaikan Gojek dan Grab Bike pada
awalnya adalah memberikan promo-promo yang menarik perhatian masyarakat.
Kemudian pendekatan persuasi dengan berbagai media iklan dan pemberitaan di
media massa dan media sosial menjadi pilihan bagi Gojek dan Grab Bike dalam
mempersuasi masyarakat agar menggunakan jasa trasnportasinya.
c. Tahap
keputusan. Tahap persuasi sebelumnya sangat menentukan keputusan seseorang ntuk
mengadopsi atau menolak inovasi itu. Setelah
725
Universitas Bakrie,
Jakarta. 2-3 Mei 2016
melalui proses difusi inovasi, akhirnya masyarakat
berada pada tahap memutuskan apakah inovasi Ojek Online ini diadopsi ataukah
tidak. Pada tingkatan adopsi inovasi, Bisnis Gojek dan Grab Bike ini memberikan
dua bentuk perubahan. Pertama pada level masyarakat dan Kedua, pada
bisnis-bisnis lainnya.
Pada tataran di lingkungan masyarakat yang
notabennya adalah potensial customer, dengan kehadiran Gojek dan Grab Bike di
tengah kondisi sosial yang mengharuskan adanya transportasi yang memberikan
kemudahan, keamanan dan bebas dari kemacetan, membuat masyarakat yang awalnya
hanya sekedar potensial customer menjadi real customer. Keputusan ini yang pada
akhirnya membuat masyarakat menggunakan jasa Ojek Online ini untuk kebutuhan
mobilisasi mereka.
Pada tataran bisnis di bidang jasa lainnya, adanya
fenomena Ojek Online ini memberikan ide dan inovasi baru agar dapat
mengkolaborasikan bisnis mereka dengan teknologi internet. Setelah adanya Gojek
dan Grab Bike, banyak bisnis di bidang jasa lainnya seperti di bidang kuliner,
laundry, pengiriman barang yang mengadopsi inovasi ini untuk diterapkan dalam
bisnis mereka. Bahkan ada juga jasa bersih-bersih, service alat alat
elektronik, jasa pendidikan dan jasa make up atau hairstylist yang pada
akhirnya mengadopsi ide Ojek Online dengan menggabungkan bisnis mereka dengan
sistem pemesanan secara online.
4. Perubahan
Mindset masyarakat akan Ojek Online dan Perubahan Penggunaan Teknologi
Komunikasi untuk Pemesanan Transportasi Ojek
Adanya permasalah transportasi dan kemacetan yang
masih banyak dikeluhkan oleh semua pihak menjadi pekerjaan rumah sendiri bagi
banyak pihak tak hanya pemerintah. Jakarta memang terkenal dengan pusat kota
kemacetan dibandingkan daerah-daerahnyanya. Permasalahan ini akhirnya dijawab
dengan kehadiran bisnis Gojek dan Grab Bike dengan pemanfaatan akses teknologi
smartphone dengan jasa transportasi umum yang dapat memberikan kemudahan bagi
pengguna dan konsumennya dalam memesan dan menggunakan jasa transportasi ini.
Keberadaan Gojek Online ini pada akhirnya mampu mengubah kebiasaan masyarakat.
Pada awalnya, masyarakat menggunakan cara yang konvensional untuk menggunakan
transportasi umum, saat ini masyarakat mulai mengubah kebiasaan mereka dan
beralih ke teknologi komunikasi untuk memesan transportasi umum secara Online.
Terlebih lagi, dengan adanya Ojek Online yang
dilengkapi dengan sistem keamanan yang terjamin dan juga keseragaman pada
pakaian dan helmnya membuat citra ojek yang dulunya sebagai kerjaan rendahan,
sekarang semakin meningkat prestisenya. Adanya Ojek Online ini bisa mengubah
726
Universitas Bakrie,
Jakarta. 2-3 Mei 2016
mindset masyarakat tentang tukang ojek yang sering
dipandang sebelah mata sebagai profesi rendahan. Perubahan mindset tukang ojek
sebagai pekerjaan rendahan terbukti dengan semakin banyaknya orang yang
tertarik menjadi tukang ojek sebagai pekerjaan sampingan. atau bahkan menjadi
pekerjaan utama menjadi salah satu keberhasilan dari adanya Ojek Online.
Kemudian kehadiran Gojek dan Grab Bike ini ternyata
mengubah paradigma masyarakat tentang keamanan transportasi umum. Kelebihan
Gojek dan Grab Bike yang dilengkapi dengan aplikasi yang terhubung dengan penyimpanan
data base dan GPS bisa memberikan informasi mengenai identitas drivernya.
Dengan adanya kelebihan tersebut, masyarakat dengan mudah akan mengetahui siapa
yang akan menjadi driver dari transportasi Ojek pesanannya, lengkap dengan data
diri driver bersangkutan. Kelengkapan data dan identitas dari driver yang ada
di dalam aplikasi Grab Bike dan Gojek adalah bukti bahwa Ojek Online sangat
mengedepankan faktor keamanan bagi konsumennya. Di dalam aplikasi tersebut
sudah tersedia informasi lengkap tentang pengendara seperti nama, kontak, dan
foto pengendara. Layanan Ojek Online ini memang hanya bisa didapatkan melalui
pemesanan via aplikasi GoJek, sehingga pelanggan dapat memastikan keamanan dan
akuntabilitasnya.
Secara jelas dan ringkas perubahan sistem sosial
masyarakat yang terlihat dengan adanya bisnis transportasi Ojek Online baik
Grab Bike dan Gojek ini dapat dijabarkan dalam tabel di bawah ini :
Tabel 4.1 Perubahan sistem sosial
dari adanya Inovasi Ojek Online
Universitas Bakrie,
Jakarta. 2-3 Mei 2016
V.
KESIMPULAN
Masyarakat saat ini sangat dimudahkan dengan adanya
sarana transportasi Ojek Online terutama untuk pemesanannya. Dimanapun dan
kapanpun juga secara cepat dan real time, masyarakat mudah melakukan mobilisasi
kemana saja dengan memiliki aplikasi yang terhubung dengan teknologi internet
ini. Bisnis yang memanfaatkan aplikasi virtual untuk memudahkan pemesanan
sarana transportasi ini adalah bisnis Gojek dan Grab Bike. Konsistensi Ojek
Online dalam penerapan teknologi komunikasi tepat guna ini menjawab masalah
sosial dan kekhawatiran masyarakat akan transportasi umum terutama di wilayah
ibukota. Dengan adanya penyedia jasa trasnportasi secara online ternyata
memberikan solusi bagi kemacetan yang terjadi di daerah Jabodetabek dan
memberikan kemudahan serta kenyamanan bagi konsumennya.
Kehadiran Ojek Online ini merupakan inovasi dalam
penerapan teknologi komunikasi tepat guna yang sangat bermanfaat bagi
masyarakat. Inovasi yang ditawarkan dari adanya Ojek Online adalah penggabungan
bisnis penyedia jasa transportasi dengan teknologi komunikasi yang berbasis
data internet. Inovasi ini disampaikan kepada masyarakat dengan menggunakan
berbagai media komunikasi yaitu media sosial, media televisi dan Interpersonal
Communication Approach baik secara langsung dan bermedia.
Dalam penyampaian inovasi ini, Gojek dan Grab Bike
melakukan berbagai tahapan dalam proses difusi inovasi dimulai dari tahap
pengenalan, tahap persuasi, tahap keputusan, tahap pelaksanaan dan tahap
konfirmasi. Setelah melalui proses difusi inovasi, akhirnya masyarakat
mengadopsi inovasi yang disampaikan dari adanya Ojek Online ini. Inovasi ini
memberikan perubahan pada
728
Universitas
Bakrie, Jakarta. 2-3 Mei 2016
dua tataran yang berbeda yaitu pada lingkungan
masyarakat dan kedua, pada bisnis di bidang jasa lainnya. Keputusan pada
tataran masyarakat yaitu keputusan untuk menggunakan jasa Ojek Online ini untuk
kebutuhan mobilisasi mereka. Sedangkan pada tataran bisnis di bidang jasa,
adanya fenomena Ojek Online ternyata memberikan ide bagi bisnis di bidang jasa
lainnya untuk mengkolaborasikan bisnisnya dengan teknologi internet.
Adanya Gojek Online berupa kehadiran Gojek dan Grab
Bike memberikan kontribusi yang sangat siginifikan bagi kehidupan sosial
masyarakat. Beberapa perubahan sosial dan mindset tentang Ojek Online seperti
peralihan penggunaan teknologi sebagai sarana pemesanan transportasi umum,
peningkatan citra transportasi Ojek sebagai sarana transportasi yang solutif,
cepat, bebas macet, aman dan nyaman. Ojek Online saat ini menjadi solusi yang
memberikan manfaat kepada masyarakat karena penerapan teknologi komunikasi
secara tepat guna.
VI. DAFTAR
PUSTAKA
Bungin, Burhan. 2013. Sosiologi
Komunikasi. Jakarta: Prenada Media Group.
Nasution, Z. 1989. Teknologi Komunikasi
dalam Perspektif: Latar Belakang dan Perkembangannya. Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta
Patton, Michaael Quinn. 2001.
Qualitative Research and Evaluation Methods. Sage Publication : United States
Of America
Denzin, Norman K dan Lincoln, Yvonnas.
2009. Handbook Of Qualitative Research. Sage Publication : United States Of
America
Rogers, Everett M. Commmunication
Technology, The New Media in Society, London : The free Press Collier Macmillan
Publisher
Rogers, Everett M. 1983. Diffusion of
Innovations, Third edition, London : The Free Press Collier Macmillan Publisher
729
Review
Jurnal :
Berdasarkan jurnal
diatas dengan judul ANALISIS PENERAPAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI
TEPAT GUNA PADA BISNIS TRANSPORTASI
OJEK ONLINE (Studi pada Bisnis Gojek dan Grab
Bike dalam Penggunaan Teknologi Komunikasi Tepat Guna untuk Mengembangkan
Bisnis Transportasi) yang disusun
pada tahun 2016 oleh Wiratri Anindhita, Melisa Arisanty dan Devie Rahmawati. Pada
jurnal ini, secara metodologis penelitian menggunakan paradigma konstruktivisme
dan dengan menggunakan pendekatan kualitatif serta strategi penelitian Heuristic Inquiry. Teknik pengumpulan
data pada jurnal ini yaitu dengan melakukan indept interview (wawancara
mendalam) dan observasi serta dari buku-buku, jurnal-jurnal dan foto-foto/
gambar-gambar tentang penerapan teknologi komunikasi Ojek Online pada objek
penelitian yang difokuskan pada 2 (dua) perusahaan Ojek Online terbesar di
Indonesia yaitu PT Gojek Indonesia dan Grab Bike.
Hasil
penelitian pada jurnal tersebut adalah sebagai berikut.
1. Inovasi
dalam ojek online, yaitu konsistensi dalam pemberian inovasi penerapan
teknologi komunikasi tepat guna dalam bisnis transportasi yaitu sesuai dengan
kriteria dalam komunikasi tepat guna. Artinya ini benar-benar pemanfaatan
teknologi dengan baik sebagai pemecahan masalah sosial di masyarakat
2. Media
social, media televisi, Interpesonal
Communication Approach sebagai media penyampaian inovasi ojek online
merupakan promosi yang dilakukan untuk memasarkan layanan jasa yang berbasis
online ini
3. Proses
putusan inovasi penerapan tekologi komunikasi tepat guna bisnis transportasi
Gojek dan Grab Bike mengalami pro dan kontra, seperti yang diberitakan oleh
banyak media. Hal ini pula dijadikan oleh perusahaan-perusahaan yang lain untuk
mengubah pelayanan jasa transportasi mereka kepada penggunaan teknologi
internet seperti pada perusahaan Taxi.
4. Perubahan
mindset masyarakat akan ojek online ini menguntungkan para pengendaranya karena
dapat meningkatkan prestise atas pekerjaan ini. Dan perubahan pengguaan
teknologi komunikasi untuk pemesanan transportasi ojek menjadi lebih mobile friendly yang berarti mudah serta
dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja
Secara keseluruhan dapat disimpulkan
bahwa jurnal tersebut adalah jurnal mengenai bisnis yang memanfaatkan aplikasi
virtual dalam penerapan teknologi komunikasi tepat guna dimana hal ini
merupakan suatu inovasi dalam penerapan teknologi komunikasi untuk memudahkan
pemesanan sarana transportasi yaitu Ojek Online yang mampu menjawab masalah
sosial dan kekhawatiran masyarakat. Inovasi tersebut merupakan penggabungan bisnis penyedia jasa
transportasi dengan teknologi komunikasi yang berbasis data internet. Inovasi
ini disampaikan kepada masyarakat dengan menggunakan berbagai media komunikasi
yaitu media sosial, media televisi dan Interpersonal Communication Approach
baik secara langsung dan bermedia. Dengan fenomena Ojek Online ini mampu
memberikan ide bagi bisnis di bidang jasa lainnya untuk mengkolaborasikan
bisnisnya dengan teknologi internet.
Saran :
Berdasarkan
review pada jurnal diatas, maka menurut kami sebaiknya penelitian lebih
dikembangkan kembali dengan mencari ataupun meneliti inovasi-inovasi lainnya
yang ada pada ojek online saat ini sebagai penerapan teknologi komunikasi yang
sudah digunakan oleh bisnis transportasi ojek online. Pengembangan aplikasi
virtual dalam penerapan teknologi komunikasi pada bisnis transportasi ojek
online dapat dilakukan melalui salah satu contohnya yaitu selalu memperbaharui
sistem dan kinerja ojek online serta mengembangkan sistem keamanan pada
penggunaan ojek online. Selain itu dapat menambahkan pemanfaatan-pemanfaatan
aplikasi virtual dalam penerapan teknologi komunikasi pada bisnis transportasi
ojek online sebagai inovasi baru seperti bekerjasama dengan beberapa bisnis
online shop, restauran, dll.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
